Category Archives: ipal rumah sakit

IPAL RUMAH SAKIT | MANAJEMEN IPAL RUMAH SAKIT | HARGA IPAL IPAL RUMAH SAKIT | DESAIN IPAL RUMAH SAKIT | BIOFILTER RUMAH SAKIT | INCENERATOR RUMAH SAKIT | KOMUNAL RUMAH SAKIT | LIMBAH DOMESTIK RUMAH SAKIT
Sesuai dengan kegiatannya, air limbah dari seluruh kegiatan Rumah Sakit mengandung bahan-bahan organik, bahan-bahan anorganik/bahan kimia beracun, mikro organisme pathogen, dan sebagainya yang dapat mencemari lingkungan. Oleh sebab itu, pengolahan terhadap air limbah sangat penting untuk dilakukan agar lingkungan sebagai penerima limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan kesehatan tidak mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan , serta tidak mengakibatkan dampak penyakit kepada masyarakat sekitarnya .

Pengolahan air limbah melalui IPAL merupakan cara/ upaya untuk meminimalkan kadar pencemar yang terkandung dalam limbah cair tersebut sehingga dapat memenuhi Baku Mutu dan layak untuk dibuang ke lingkungan maupun dimanfaatkan kembali

Mungkin anda pernah mendengar bahwa banyak rumah sakit telah memiliki IPAL, namun yang dapat beroperasi secara optimal masih sangat sedikit bahkan ada beberapa diantaranya sudah tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, dengan kata lain tidak ada pengelolaan air limbah yang berarti, padahal IPAL merupakan salah satu fasilitas utama yang harus ada dan beroperasi dengan baik dengan efesiensi pengolahan yang harus baik pula.
PERATURAN IPAL RUMAH SAKIT
Mengenai seberapa pentingnya IPAL bagi sebuah rumah sakit dapat dilihat dari Regulasi atau peraturan yang ada, yang diantaranya adalah Undang-undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,PP No.82/2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, UU 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit yaitu pada bagian ke empat pasal 11,Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 58 Th 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit, Per – menkes RI NOMOR 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, PP 18/1999 Tentang : Pengelolaan Limbah B3 dimana pada Pasal 3 berbunyi “Setiap orang yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan yang menghasilkan limbah B3 dilarang membuang limbah yang dihasilkannya itu secara langsung ke dalam media lingkungan hidup tanpa pengelolaan terlebih dahulu”.

Dengan sedemikian banyaknya peraturan yang di dalamnya memerintahkan kepada setiap Rumah Sakit untuk mengelola air limbahnya ternyata masih banyak pengelola Rumah Sakit yang belum dan tidak melakukan upaya pengelolaan terhadap air limbah yang mereka hasilkan. Kenapa hal ini bisa terjadi ? tidak lain karena tidak tersedianya dana untuk membangun Sarana Pengolahan Air Limbah (SPAL) atau sering disebut dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), dan bila ternyata sudah memiliki SPAL / IPAL tetapi dana untuk kegiatan operasionalnya tidak tersedia dan atau tidak mencukupi. Selain itu juga dapat disebabkan karena pengetahuan SDM yang bertugas untuk mengawasi jalannya proses pengolahan air limbah yang masih kurang.

Untuk masalah SDM dapat ditanggulangi dengan melakukan pelatihan/training/workshop mengenai proses pengolahan air limbah, namun untuk ketersediaan dana operasional maka pihak manajemen suatu rumah sakit harus melakukan perhitungan yang benar-benar matang. Jika ada anggapan bahwa IPAL rumah sakit hanya sebagai sumber beban pengeluaran /tidak menghasilkan keuntungan maka itu adalah anggapan yang salah besar, karena IPAL merupakan salah satu dari prasarana yang telah di prasyaratkan dalam penentuan kelas rumah sakit dan merupakan sarana yang penting dalam jalannya pelayanan kesehatan terutama pelayanan rawat inap sehingga harus dimasukkan dalam unit cost tarif pelayanan.

Jika dana operasional IPAL hanya diletakkan sebagai “Sumber” pengeluaran tanpa diperhitungkan dalam unit cost suatu tarif pelayanan rumah sakit jelas akan sangat memberatkan sumber keuangan rumah sakit, karena biaya perawatan peralatan dan perlengkapan IPAL tidak dapat dikatakan murah apalagi jika harus melakukan penggantian dengan peralatan yang baru maka cost yang dikeluarkan akan sangat besar, namun akan terlalu mahal jika harus dibayar dengan rusaknya nama baik rumah sakit karena menyandang predikat sebagai rumah sakit yang tidak peduli dengan kesehatan lingkungan di sekitarnya.

Saya yakin tim yang bertugas untuk membuat standar tarif pelayanan rumah sakit sudah sangat mengerti tentang hal ini, selanjutnya tinggal datanya saja yang harus valid. Serta perlu kedisiplinan para pengelola keuangan yang harus memasukkan setiap cost yang terkumpul sesuai dengan unitnya.

Mungkin yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa setiap sumber penghasil limbah cair merupakan pemakai jasa dari IPAL, karena setiap 100% air bersih yang di gunakannya 80%nya berpotensi untuk menjadi air limbah dan akan menjadi sumber beban pengolahan air limbah di IPAL, maka sangatlah wajar jika operasional IPAL dijadikan salah satu unit cost yang diperhitungkan dalam tarif pelayanan tertentu di rumah sakit. Penghasil limbah cair di rumah sakit adalah Ruang Rawat Inap, Laboratorium, Laundry, Dapur/Kitchen, Poli kesehatan, IGD, CSSD, Pencucian Boiler dan lain-lain.

Berapa cost yang tepat untuk dimasukkan kedalam tarif jasa rawat inap ? Anggaplah di rumah sakit terdapat 500 TT dan setiap TT dikenakan Cost Rp.1.500 perhari dengan asumsi TT terpakai 100% maka potensi dana operasional IPAL yang bisa dikumpulkan perbulannya adalah berjumlah Rp. 22.500.000. saya kira untuk nilai 1.500 rupiah per hari tergolong sangat murah, karena jika kita bandingkan dengan tariff pemakaian wc/toilet umum di pasar atau mall yang rata-rata mengenakan tariff Rp.1.000 per sekali pakai dan mereka tidak peduli jika kita harus bolak balik menggunakannya maka tetap harus membayar per sekali pakai dan itupun yang menggunakannya rata-rata orang yang sehat, Sedangkan di rumah sakit yang menggunakan rata-rata adalah orang yang sakit, baik itu penyakit infeksi ataupun non-infeksi.

Jika dipandang dari sudut pandang efektif dan efesien maka dengan memiliki IPAL sendiri akan lebih murah, karena jika menggunakan jasa pihak ketiga contohnya PT.PAL maka Rumah Sakit harus membayar biaya pengelolaan air limbah beserta lumpurya Rp.10.000/m3 (Tarif PT.PAL tahun 2012) dan jika di estimasi penghasilan limbah cair untuk 500 TT adalah; 0.5 m3 x 500 = 250 m3/hari = 250 m3/bulan x 10.000 maka yang harus dibayar rumah sakit adalah Rp. 75.000.000/bulan.

Yang harus diperhitungkan dalam biaya operasional IPAL antara lain, Baya Pemakaian Listrik, Biaya Perawatan Mesin, Biaya Perbaikan Mesin, Penggantian suku cadang, Penyediaan Chemical, Penyediaan Nutrisi bakteri, penyediaan peralatan dan bahan pemantauan parameter proses pengolahan air limbah, biaya pemantauan parameter di titik pentaatan oleh laboratorium yang terakreditasi, penyediaan perlengkapan pelindung diri (APD) operator, biaya jaminan kesehatan bagi petugas di IPAL baik berupa medical checkup secara berkala dan pemberian ekstra fooding, dan gaji/insentif untuk petugas.

Untuk pemberian ekstra fooding bagi pengelola/petugas IPAL banyak para pengambil kebijakan yang masih ragu untuk memberikannya atau tidak, karena mereka merasa tidak ada atau tidak menemukan regulasi / dasar hukum yang jelas yang melegalkan pemberian ekstra fooding kepada petugas IPAL. Karena yang ada saat ini hanyalah regulasi yang mengatur tentang pemberian ekstra fooding kepada dokter,perawat, dan petugas medis lainnya yang beresiko tinggi terpapar sumber infeksi dan terpapar bahan radioaktif dengan hitungan waktu tinggal beberapa jam.

Padahal, para petugas di IPAL juga memiliki resiko tinggi karena kontak langsung dengan air limbah yang mengandung bibit penyakit atau bakteri pathogen yang terkumpul di setiap bak-bak pengumpul limbah dari semua jenis ruangan dengan berbagai jenis penyakit, dan tidak menutup kemungkinan juga mengandung bahan radioaktif yang berasl dari ruang radiologi/radioterapi. Resiko lainnya adalah terjadi paparan secara langsung dengan Chemical/bahan kimia yang digunakan dalam proses pengolahan air limbah seperti chlor, untuk membunuh mikro organisme pathogen diperlukan sedikitnya 0,6 ppm, sedangkan bagi manusia ketika terjadi kontak jangka pendek dapat mengakibatkan iritasi tinggi waktu gas itu dihirup dan dapat menyebabkan kulit dan mata terbakar dan Jika berpadu dengan udara lembab, asam hydroklorik dan hypoklorus “dapat mengakibatkan peradangan jaringan tubuh yang terkena. Pengaruh s/d 21 ppm selama 30 s/d 60 menit menyababkan penyakit pada paru – paru seperti pnumonitis, sesak nafas, emphisema dan bronchitis. Selain itu, kontaminasi klor dengan kadar 0,2 ppm dapat menyebabkan hidung terasa gatal 1,0 ppm: krongkongan gatal atau rasa kering, batuk, susah nafas 1,3 ppm (untuk 30 menit): sesak nafas berat dan kepala sangat pening 5 ppm : peradangan hidung, pengkaratan gigi dan sesak nafas. 10,0 ppm: trakt respiratori (?) menjadi sangat diganggu 15-20 ppm: batuk lebih keras, terasa tercekik, sesak di dada 30 ppm: menimbulkan batuk hebat, tercekik, sesak nafas dan muntah-muntah 250 ppm: dapat berakibat fatal (kematian), 1000 ppm: pasti mati.

Melihat potensi resiko diatas dengan regulasi perlindungan pekerja pun sudah dapat digunakan sebagai dasar untuk pemberian ekstra fooding bagi petugas IPAL dan siapapun yang mengerti tentang prinsip K3 pasti akan dapat memakluminya.

Dari seluruh materi diatas diharapkan dengan adanya manajemen IPAL Rumah Sakit yang baik maka semua komponen ada dalam siklus pelayanan rumah sakit dapat terlindungi dengan optimal, Kegiatan pelayanan rumah sakit dapat terus berjalan tanpa tersandung masalah hukum lingkungan hidup, pengunjung, pasien dan karyawan rumah sakit terlindungi dari resiko infeksi nosokomial, serta masyarakat dan lingkungan disekitar rumah sakit terbebas dari bahaya limbah yang dihasilkan oleh kegiatan Rumah Sakit.

DAPATKAN HARGA PEMASANGAN IPAL YANG PALING MURAH TAPI TIDAK MURAHAN HANYA DI SINI
TEKNIS PEMESANAN DAN KONSULTASI SILAHKAN HUB,I ADMIN KAMI DI
PHONE / CALL : 081266938385
WA/SMS 081266938385
ipal rumah sakit
IPAL RUMAH SAKIT BIOFILTER | IPAL RUMAH SAKIT MURAH | DISTRIBUTOR IPAL RUMAH SAKIT | TIPE C | TIPE D | SPESIALIS IPAL RUMAH SAKIT
ipal industri, ipal rumah sakit, cara kerja ipal, desain ipal rumah sakit, flow meter air limbah, cara membuat ipal, ipal instalasi pengolahan air limbah, fungsi lemari asam pada laboratorium, gambar ipal, harga biofilter, instalasi pengolahan air limbah, instalasi pengolahan air limbah rumah sakit, instalasi pengolahan air limbah sederhana, harga flow meter air limbah, instalasi air limbah, ipal, ipal biofilter, ipal biotech, ipal industri, ipal instalasi pengolahan air limbah, ipal komunal, ipal portable, ipal rs, ipal rumah sakit, ipal rumah tangga, pengolahan air limbah, pengolahan ipal, ipal rsud, ipal rs,

distributor ipal untuk seluruh indonesia, team kami siap membantu permasalah limbah cair industri, laboratorium , dll, kami menjamin pemasangan dengan kwalitas dan standart dengan peraturan pemerintah yang di keluarkan, kami memberikan garansi pemasangan dan perawatan secara berkala, untuk bahan material juga bisa disesuaikan kebutuhan dan buiget ,kami juga memberikan materi pengolahan limbah cair dengan syarat dan ketentuan,

TEAM KAMI SIAP di terbangkan ke seluruh indonesia baik dalam perbaikan, perawatan, surve pemasangan, pelatihan, semua untuk anda dengan harapan peduli lingkungan
Manfaat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Distributor Ipal Murah

Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) (wastewater treatment plant, WWTP), adalah sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain.
Fungsi-fungsi dari Instalasi pengolahan air limbah (IPAL)

Pada Pengolahan air limbah bagian pertanian, untuk membuang kotoran hewan, residu pestisida, dan sebagainya dari lingkungan pertanian.
Pada Pengolahan air limbah daerah perkotaan, untuk membuang limbah manusia dan limbah rumah tangga lainnya.
Pada Pengolahan air limbah di industri, untuk mengolah limbah cair dari aktivitas manufaktur sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktivitas pertambangan. dll

Distributor Ipal Murah
Distributor Ipal Murah
Definisi atau Pengertian IPAL :
IPAL / Instalasi Pengolahan Air Limbah adalah suatu perangkat peralatan teknik beserta perlengkapannya yang memproses / mengolah cairan sisa proses produksi pabrik, sehingga cairan tersebut layak dibuang ke lingkungan .

Manfaat Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) : jual ipal puskesmas murah
IPAL itu sangat bermanfaat bagi manusia serta makhluk hidup lainnya, natara lain:
a. Mengolah Air Limbah domestik atau industri, agar air tersebut dapat di gunakan kembali sesuai kebutuhan masing-masing.
b. Agar air limbah yang akan di alirkan kesungai tidak tercemar.
c. Agar Biota-biota yang ada di sungai tidak mati.

Tujuan Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) : jual ipal puskesmas murah
Tujuan IPAL yaitu untuk menyaring dan membersihkan air yang sudah tercemar dari baik domestik maupun bahan kimia industri.

Distributor Ipal Murah
Distributor Ipal Murah
1. Pompa Air Baku (Raw water pump) – instalasi pengolahan air limbah – Distributor Ipal Murah
Pompa air baku yang digunakan jenis setrifugal dengan kapasitas maksimum yang dibutuhkan untuk unit pengolahan (daya tarik minimal 9 meter dan daya dorong 40 meter). Air baku yang dipompa berasal dari bak akhir dari proses pengendapan pada hasil buangan limbah industri pelapisan logam.

2. Pompa Dosing (Dosing pump) – instalasi pengolahan air limbah – Distributor Ipal Murah
Merupakan peralatan untuk mengijeksi bahan kimia (ferrosulfat dan PAC) dengan pengaturan laju alir dan konsentrasi tertentu untuk mengatur dosis bahan kimia tersebut. Tujuan dari pemberian bahan kimia ini adalah sebagai oksidator.

3. Pencampur Statik (Static mixer) – instalasi pengolahan air limbah – Distributor Ipal Murah
Dalam peralatan ini bahan-bahan kimia dicampur sampai homogen dengan kecepatan pengadukan tertentu untuk menghindari pecah flok.

4. Bak Koagulasi-Flokulasi – instalasi pengolahan air limbah – Distributor Ipal Murah
Dalam unit ini terjadi pemisahan padatan tersuspensi yang terkumpul dalam bentuk-bentuk flok dan mengendap, sedangkan air mengalir overflow menuju proses berikutnya.

5. Pompa Filter – instalasi pengolahan air limbah – Distributor Ipal Murah
Pompa yang digunakan mirip dengan pompa air baku. Pompa ini harus dapat melalui saringan multimedia, saringan karbon aktif, dan saringan penukar ion.

6. Saringan Multimedia – instalasi pengolahan air limbah – Distributor Ipal Murah
Air dari bak koagulasi-flokulasi dipompa masuk ke unit penyaringan multimedia dengan tekanan maksimum sekitar 4 Bar. Unit ini berfungsi menyaring partikel kasar yang berasal dari air olahan. Unit filter berbentuk silinder dan terbuat dari bahan fiberglas. Unit ini dilengkapi dengan keran multi purpose (multiport), sehingga untuk proses pencucian balik dapat dilakukan dengan sangat sederhana, yaitu dengan hanya memutar keran tersebut sesuai dengan petunjuknya. Tinggi filter ini mencapai 120 cm dan berdiameter 30 cm. Media penyaring yang digunakan berupa pasir silika dan mangan zeolit. Unit filter ini juga didisain secara khusus, sehingga memudahkan dalam hal pengoperasiannya dan pemeliharaannya. Dengan menggunakan unit ini, maka kadar besi dan mangan, serta beberapa logam-logam lain yang masih terlarut dalam air dapat dikurangi sampai sesuai dengan kandungan yang diperbolehkan untuk air minum.

7. Saringan Karbon Aktif – instalasi pengolahan air limbah – Distributor Ipal Murah
Unit ini khusus digunakan untuk penghilang bau, warna, logam berat dan pengotor-pengotor organik lainnya. Ukuran dan bentuk unit ini sama dengan unit penyaring lainnya. Media penyaring yang digunakan adalah karbon aktif granular atau butiran dengan ukuran 1 – 2,5 mm atau resin sintetis, serta menggunakan juga media pendukung berupa pasir silika pada bagian dasar.

8. Saringan Penukar Ion – instalasi pengolahan air limbah – Distributor Ipal Murah
Pada proses pertukaran ion, kalsium dan magnesium ditukardengan sodium. Pertukaran ini berlangsung dengan cara melewatkan air sadah ke dalam unggun butiran yang terbuat dari bahan yang mempunyai kemampuan menukarkan ion. Bahan penukar ion pada awalnya menggunakan bahan yang berasal dari alam yaitu greensand yang biasa disebut zeolit, Agar lebih efektif Bahan greensand diproses terlebih dahulu. Disamping itu digunakan zeolit sintetis yang terbuat dari sulphonated coals dan condentation polymer. Pada saat ini bahan-bahan tersebut sudah diganti dengan bahan yang lebih efektif yang disebut resin penukar ion. Resin penukar ion umumnya terbuat dari partikel cross-linked polystyrene. Apabila resin telah jenuh maka resin tersebut perlu diregenerasi. Proses regenerasi dilakukan dengan cara melewatkan larutan garam dapur pekat ke dalam unggun resin yang telah jenuh. Pada proses regenerasi terjadi reaksi sebaliknya yaitu kalsium dan magnesium dilepaskan dari resin, digantikan dengan sodium dari larutan garam.

9. Sistem Jaringan Perpipaan – instalasi pengolahan air limbah – Distributor Ipal Murah
Sistem jaringan pipa terdiri dari empat bagian, yaitu jaringan inlet (air masuk), jaringan outlet (air hasil pengolahan), jaringan bahan kimia dari pompa dosing dan jaringan pipa pembuangan air pencucian. Sistem jaringan ini dilengkapi dengan keran-keran sesuai dengan ukuran perpipaan. Diameter yang dipakai sebagian besar adalah 1” dan pembuangan dari bak koagulasi-flokulasi sebesar 2“. Bahan pipa PVC tahan tekan, seperti rucika. Sedangkan keran (ball valve) yang dipakai adalah keran tahan karat terbuat dari plastik.

10. Tangki Bahan-Bahan Kimia – instalasi pengolahan air limbah – Distributor Ipal Murah
Tangki bahan kimia terdiri dari 2 buah tangki fiberglass dengan volume masing-masing 30 liter. Bahan-bahan kimia adalah ferrosulfat dan PAC. Bahan kimia berfungsi sebagai oksidator.
Cara Kerja pada Instalasi pengolahan air limbah IPAL
Unit IPAL dirancang sedemikan rupa agar cara operasinya mudah dan biaya operasionalnya murah. Unit ini terdiri dari perangkat utama dan perangkat penunjang. Perangkat utama dalam system pengolahan terdiri dari unit pencampur statis (static mixer), bak antara, bak koagulasi-flokulasi, saringan multimedia/ kerikil, pasir, karbon, mangan zeolit (multimedia filter), saringan karbon aktif (activated carbon filter), dan saringan penukar ion (ion exchange filter). Perangkat penunjang dalam sistem pengolahan ini dipasang untuk mendukung operasi treatment yang terdiri dari pompa air baku untuk intake (raw water pump), pompa dosing (dosing pump), tangki bahan kimia (chemical tank), pompa filter untuk mempompa air dari bak koagulasi-flokulasi ke saringan/filter, dan perpipaan serta kelengkapan lainnya.
Proses pengolahan diawali dengan memompa air baku dari bak penampungan kemudian diinjeksi dengan bahan kimia ferrosulfat dan PAC (Poly Allumunium Chloride), kemudian dicampur melalui static mixer supaya bercampur dengan baik. Kemudian air baku yang teroksidasi dialirkan ke bak koagulasi – flokulasi dengan waktu tinggal sekitar 2 jam. Setelah itu air dari bak dipompa ke saringan multimedia, saringan karbon aktif dan saringan penukar ion. Hasil air olahan di masukkan ke bak penampungan untuk digunakan kembali sebagai air pencucian.

pemakaian Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Minimasi Pemisah Air Limbah (MPAL) yang memanfaatkan media tanaman Eceng Gondok. Sebelumnya Pusri telah memiliki sistem IPAL yang menggunakan bantuan mikrobiologi, namun seiring dengan perkembangan teknologi maka dipandang perlu untuk di sempurnakan lagi.

jual instalasi pengolahan air limbah (ipal) harga murah tapi tidak murahan

info pemesanan dan konsultasi silahkan hub,i

081266938385

CV, DHARMA NUGRAHA
Distributor Ipal Murah
Distributor Ipal Murah
Distributor Ipal Murah
Distributor Ipal Murah
Distributor Ipal Murah
Distributor Ipal Murah

Distributor Ipal Murah
Distributor Ipal Murah
Distributor Ipal Murah
Distributor Ipal Murah
distributor ipal, gambar ipal, harga ipali, pal biofilter, ipal domestik, IPAL INDUSTRI, ipal klinik, ipal komunal, ipal lab, ipal laboratorrium, ipal limbah, ipal murah, ipal puskesmas, ipal rumah sakit, produsen ipal, suplayer ipal, jual ipal puskesmas murah, jual ipal industri murah, jual ipal klinik murah, jual ipal lab murah, jual ipal komunal murah, jual ipal biofilter murah, jual ipal incinerator murah, jual laboratorium murah, jual ipal rumah sakit murah

Share this:
Press ThisTwitterFacebookTumblrRedditGoogleWhatsAppPinterestLinkedIn1PocketTelegramSkype

18 May 2016 0 Edit Post
jual ipal puskesmas murah
jual-ipal-puskesmas-murah
jual ipal puskesmas murah

Manfaat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

jual-ipal-puskesmas-murah
jual-ipal-puskesmas-murah
Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) (wastewater treatment plant, WWTP), adalah sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain.
Fungsi-fungsi dari Instalasi pengolahan air limbah (IPAL)

Pada Pengolahan air limbah bagian pertanian, untuk membuang kotoran hewan, residu pestisida, dan sebagainya dari lingkungan pertanian.
Pada Pengolahan air limbah daerah perkotaan, untuk membuang limbah manusia dan limbah rumah tangga lainnya.
Pada Pengolahan air limbah di industri, untuk mengolah limbah cair dari aktivitas manufaktur sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktivitas pertambangan. dll

Definisi atau Pengertian IPAL :
IPAL / Instalasi Pengolahan Air Limbah adalah suatu perangkat peralatan teknik beserta perlengkapannya yang memproses / mengolah cairan sisa proses produksi pabrik, sehingga cairan tersebut layak dibuang ke lingkungan .

Manfaat Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) : jual ipal puskesmas murah
IPAL itu sangat bermanfaat bagi manusia serta makhluk hidup lainnya, natara lain:
a. Mengolah Air Limbah domestik atau industri, agar air tersebut dapat di gunakan kembali sesuai kebutuhan masing-masing.
b. Agar air limbah yang akan di alirkan kesungai tidak tercemar.
c. Agar Biota-biota yang ada di sungai tidak mati.

Tujuan Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) : jual ipal puskesmas murah
Tujuan IPAL yaitu untuk menyaring dan membersihkan air yang sudah tercemar dari baik domestik maupun bahan kimia industri.

1. Pompa Air Baku (Raw water pump) – instalasi pengolahan air limbah – jual ipal puskesmas murah
Pompa air baku yang digunakan jenis setrifugal dengan kapasitas maksimum yang dibutuhkan untuk unit pengolahan (daya tarik minimal 9 meter dan daya dorong 40 meter). Air baku yang dipompa berasal dari bak akhir dari proses pengendapan pada hasil buangan limbah industri pelapisan logam.
2. Pompa Dosing (Dosing pump) – instalasi pengolahan air limbah – jual ipal puskesmas murah
Merupakan peralatan untuk mengijeksi bahan kimia (ferrosulfat dan PAC) dengan pengaturan laju alir dan konsentrasi tertentu untuk mengatur dosis bahan kimia tersebut. Tujuan dari pemberian bahan kimia ini adalah sebagai oksidator.
3. Pencampur Statik (Static mixer) – instalasi pengolahan air limbah – jual ipal puskesmas murah
Dalam peralatan ini bahan-bahan kimia dicampur sampai homogen dengan kecepatan pengadukan tertentu untuk menghindari pecah flok.
4. Bak Koagulasi-Flokulasi – instalasi pengolahan air limbah – jual ipal puskesmas murah
Dalam unit ini terjadi pemisahan padatan tersuspensi yang terkumpul dalam bentuk-bentuk flok dan mengendap, sedangkan air mengalir overflow menuju proses berikutnya.
5. Pompa Filter – instalasi pengolahan air limbah – jual ipal puskesmas murah
Pompa yang digunakan mirip dengan pompa air baku. Pompa ini harus dapat melalui saringan multimedia, saringan karbon aktif, dan saringan penukar ion.
6. Saringan Multimedia – instalasi pengolahan air limbah – jual ipal puskesmas murah
Air dari bak koagulasi-flokulasi dipompa masuk ke unit penyaringan multimedia dengan tekanan maksimum sekitar 4 Bar. Unit ini berfungsi menyaring partikel kasar yang berasal dari air olahan. Unit filter berbentuk silinder dan terbuat dari bahan fiberglas. Unit ini dilengkapi dengan keran multi purpose (multiport), sehingga untuk proses pencucian balik dapat dilakukan dengan sangat sederhana, yaitu dengan hanya memutar keran tersebut sesuai dengan petunjuknya. Tinggi filter ini mencapai 120 cm dan berdiameter 30 cm. Media penyaring yang digunakan berupa pasir silika dan mangan zeolit. Unit filter ini juga didisain secara khusus, sehingga memudahkan dalam hal pengoperasiannya dan pemeliharaannya. Dengan menggunakan unit ini, maka kadar besi dan mangan, serta beberapa logam-logam lain yang masih terlarut dalam air dapat dikurangi sampai sesuai dengan kandungan yang diperbolehkan untuk air minum.
7. Saringan Karbon Aktif – instalasi pengolahan air limbah – jual ipal puskesmas murah
Unit ini khusus digunakan untuk penghilang bau, warna, logam berat dan pengotor-pengotor organik lainnya. Ukuran dan bentuk unit ini sama dengan unit penyaring lainnya. Media penyaring yang digunakan adalah karbon aktif granular atau butiran dengan ukuran 1 – 2,5 mm atau resin sintetis, serta menggunakan juga media pendukung berupa pasir silika pada bagian dasar.
8. Saringan Penukar Ion – instalasi pengolahan air limbah – jual ipal puskesmas murah
Pada proses pertukaran ion, kalsium dan magnesium ditukardengan sodium. Pertukaran ini berlangsung dengan cara melewatkan air sadah ke dalam unggun butiran yang terbuat dari bahan yang mempunyai kemampuan menukarkan ion. Bahan penukar ion pada awalnya menggunakan bahan yang berasal dari alam yaitu greensand yang biasa disebut zeolit, Agar lebih efektif Bahan greensand diproses terlebih dahulu. Disamping itu digunakan zeolit sintetis yang terbuat dari sulphonated coals dan condentation polymer. Pada saat ini bahan-bahan tersebut sudah diganti dengan bahan yang lebih efektif yang disebut resin penukar ion. Resin penukar ion umumnya terbuat dari partikel cross-linked polystyrene. Apabila resin telah jenuh maka resin tersebut perlu diregenerasi. Proses regenerasi dilakukan dengan cara melewatkan larutan garam dapur pekat ke dalam unggun resin yang telah jenuh. Pada proses regenerasi terjadi reaksi sebaliknya yaitu kalsium dan magnesium dilepaskan dari resin, digantikan dengan sodium dari larutan garam.
9. Sistem Jaringan Perpipaan – instalasi pengolahan air limbah – jual ipal puskesmas murah
Sistem jaringan pipa terdiri dari empat bagian, yaitu jaringan inlet (air masuk), jaringan outlet (air hasil pengolahan), jaringan bahan kimia dari pompa dosing dan jaringan pipa pembuangan air pencucian. Sistem jaringan ini dilengkapi dengan keran-keran sesuai dengan ukuran perpipaan. Diameter yang dipakai sebagian besar adalah 1” dan pembuangan dari bak koagulasi-flokulasi sebesar 2“. Bahan pipa PVC tahan tekan, seperti rucika. Sedangkan keran (ball valve) yang dipakai adalah keran tahan karat terbuat dari plastik.
10. Tangki Bahan-Bahan Kimia – instalasi pengolahan air limbah – jual ipal puskesmas murah
Tangki bahan kimia terdiri dari 2 buah tangki fiberglass dengan volume masing-masing 30 liter. Bahan-bahan kimia adalah ferrosulfat dan PAC. Bahan kimia berfungsi sebagai oksidator.
Cara Kerja pada Instalasi pengolahan air limbah IPAL
Unit IPAL dirancang sedemikan rupa agar cara operasinya mudah dan biaya operasionalnya murah. Unit ini terdiri dari perangkat utama dan perangkat penunjang. Perangkat utama dalam system pengolahan terdiri dari unit pencampur statis (static mixer), bak antara, bak koagulasi-flokulasi, saringan multimedia/ kerikil, pasir, karbon, mangan zeolit (multimedia filter), saringan karbon aktif (activated carbon filter), dan saringan penukar ion (ion exchange filter). Perangkat penunjang dalam sistem pengolahan ini dipasang untuk mendukung operasi treatment yang terdiri dari pompa air baku untuk intake (raw water pump), pompa dosing (dosing pump), tangki bahan kimia (chemical tank), pompa filter untuk mempompa air dari bak koagulasi-flokulasi ke saringan/filter, dan perpipaan serta kelengkapan lainnya.
Proses pengolahan diawali dengan memompa air baku dari bak penampungan kemudian diinjeksi dengan bahan kimia ferrosulfat dan PAC (Poly Allumunium Chloride), kemudian dicampur melalui static mixer supaya bercampur dengan baik. Kemudian air baku yang teroksidasi dialirkan ke bak koagulasi – flokulasi dengan waktu tinggal sekitar 2 jam. Setelah itu air dari bak dipompa ke saringan multimedia, saringan karbon aktif dan saringan penukar ion. Hasil air olahan di masukkan ke bak penampungan untuk digunakan kembali sebagai air pencucian.
eceng gondok
eceng gondok

pemakaian Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Minimasi Pemisah Air Limbah (MPAL) yang memanfaatkan media tanaman Eceng Gondok. Sebelumnya Pusri telah memiliki sistem IPAL yang menggunakan bantuan mikrobiologi, namun seiring dengan perkembangan teknologi maka dipandang perlu untuk di sempurnakan lagi.

jual instalasi pengolahan air limbah (ipal) puskesmas harga murah

distributor ipal, gambar ipal, harga ipali, pal biofilter, ipal domestik, IPAL INDUSTRI, ipal klinik, ipal komunal, ipal lab, ipal laboratorrium, ipal limbah, ipal murah, ipal puskesmas, ipal rumah sakit, produsen ipal, suplayer ipal, jual ipal puskesmas murah, ipal puskesmas portabel,

IPAL | IPAL RUMAH SAKIT | IPAL KLINIK | IPAL INDUSTRI

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT | PUSKESMAS | KLINIK | POLIKLINIK

IPAL RUMAH SAKIT DENGAN BAK KHLORINASI

        INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN BAK KHLORINASI.

  1. Latar Belakang

Penanganan limbah merupakan tanggung jawab bagi semua orang khususnya  untuk kegiatan yang memiliki potensi pencemaran lingkungan. Penanganan limbah yang dimaksud tidak hanya untuk limbah padat tapi yang terpenting juga adalah limbah cairnya. Limbah cair yang berasal dari layanan kesehatan/rumah sakit berdasarkan kualitas dan kuantitasnya mempunyai “potential hazard” terhadap manusia dan lingkungan dikarenakan oleh adanya bahan berbahaya dan beracun (B3) yang terkandung di dalamnya terutama apabila dalam pembuangannya tidak dikelola dengan baik sehingga menjadi sebuah kewajiban untuk berbagai instansi terkhusus pelayanan kesehatan dalam menangani limbahnya yang berpotensi mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia (Fruss)

Rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, akan menimbulkan berbagai bahan buangan   yang bersifat infeksius ataupun  non infeksius baik dalam bentuk  gas, cair, dan padat. Bahan buangan tersebut timbul  dari kegiatan tiap unit seperti ruang perawatan, ruang poliklinik, laboratorium, tempat cuci linen, dapur, kamar mandi , dan kamar mayat (Said)

Air limbah adalah salah satu bahan buangan cair yang timbul dari berbagai aktivitas rumah sakit. Air limbah rumah sakit memiliki potensi yang berbahaya bagi kesehatan karena kemungkinan mengandung mikroorganisme patogen atau bahan kimia beracun berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit infeksi dan tersebar ke lingkungan (Said, 1999). Mikroorganisme pathogen  dalam air limbah rumah sakit  tersebut bisa menimbulkan risiko terjadinya penularan penyakit baik secara langsung maupun tidak langsung kepada  karyawan, pengunjung dan masyarakat di sekitar rumah sakit. Disamping itu kuman dalam air limbah rumah sakit yang dibuang ke lingkungan akan terbawa oleh aliran permukaan sehingga berpotensi untuk menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan yakni tanah dan badan air penerima.  Dengan demikian maka air limbah rumah sakit harus dikelola dengan baik. Air limbah rumah sakit yang akan dibuang ke lingkungan kualitasnya  dikendalikan melalui pengolahan dalam instalasi pengolahan air limbah rumah sakit (IPAL).

Kualitas air limbah rumah sakit meliputi kualitas fisik, kimia, mikrobiologis dan radio aktivitas.  Kualitas mikrobiologis ditunjukkan dengan  indikator angka kuman (MPN koliform).  Pengendalian kualitas mikrobiologis air limbah rumah sakit dilakukan  dengan  cara desinfeksi. Salah satu cara desinfeksi  adalah dengan cara khlorinasi menggunakan khlor dioksida, natrium hipoklorit atau gas khlor dan pilihan lainnya adalah dengan melakukan desinfeksi sinar ultraviolet (Fruss). Pembubuhan bahan desinfektan terhadap air limbah hasil olahan diharapkan dapat membunuh kuman yang masih tersisa pada akhir proses pengolahan sehingga diperoleh buangan yang memenuhi standar baku mutu. Khlorinasi terhadap air limbah yang akan dibuang ke lingkungan dilakukan dalam bak khlorinasi (Said)

Kualitas air limbah hasil olahan dalam instalasi pengolahan air limbah (IPAL) rumah sakit yang dibuang ke lingkungan tidak selamanya memenuhi syarat sesuai dengan standar mutu yang diperbolehkan menurut aturan yang berlaku. Beberapa hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa masih ada buangan air limbah rumah sakit (efluen) yang telah memiliki IPAL belum memenuhi syarat.

Pada tahun 1999, WHO melaporkan di Perancis pernah terjadi 8 kasus pekerja kesehatan terinfeksi HIV, 2 di antaranya menimpa petugas yang menangani limbah medis. Hal ini menunjukkan bahwa perlunya pengelolaan limbah yang baik tidak hanya pada limbah medis tajam tetapi meliputi limbah rumah sakit secara keseluruhan (Djaja dan Maniksulist).

Kendati Departemen Kesehatan telah menyusun Standar Pelayanan Minimal untuk mengukur kualitas pelayanan kesehatan dasar yang salah satunya adalah kewajiban rumah sakit dan Puskesmas untuk mengolah limbahnya, namun Menteri Kesehatan  mengakui bahwa penerapannya masih belum baik. Berdasarkan hasil assesment tahun 2002, diketahui bahwa baru 49 % dari 1.176 rumah sakit (526 rumah sakit pemerintah dan 652 rumah sakit milik swasta) di 30 provinsi, baru 648 Rumah Sakit yang memiliki incinerator dan 36% memiliki IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah) dengan kondisi sebagian diantaranya tidak berfungsi .

Menurut penelitian dan hasil analisa limbah cair (Influent dan effluent)  di Rumah Sakit Nganjuk tahun 2005 mengenai perbedaan kadar  khusus MPN koliform sebelum dan sesudah pengolahan bila dibandingkan dengan baku mutu yang dipersyaratkan belum memenuhi syarat, dimana kandungan total koliform sebelum pengolahan 10.486 koloni/100 ml dan setelah pengolahan kandungan total koliform menjadi 9.943 koloni/100 ml atau terjadi penurunan kandungan total koliform sebesar 5,17%, hal ini menunjukkan bahwa IPAL RSUD Nganjuk tidak efektif dalam menurunkan kandungan MPN Koliform disebabkan oleh bak khlorinasi yang tidak berfungsi (Rahmawati dan Azizah)

Begitu pula dengan hasil penelitian Alkatiri dkk, tentang efektifitas hasil pengolahan air limbah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soepomo yang menggunakan bahan khlor untuk menurunkan kandungan bakteri dalam limbah, dengan hasil pemeriksaan yaitu MPN 6.160.000 koloni/100 ml sebelum pengolahan dan setelah diolah kandungan MPN menjadi 11.206 koloni/100 ml Namun effluent yang dihasilkan masih diatas batas maksimum, karena tidak memiliki bak khlorinasi.(Rukmanasari)

penelitian yang telah dilakukan di beberapa Rumah Sakit di  Propinsi Sulawesi Selatan, khususnya Kota Makassar,  menunjukkan bahwa tidak semua rumah sakit yang telah memiliki  IPAL efluennya memenuhi syarat baku mutu sesuai standar baku mutu yang berlaku. .Salah satunya adalah penelitian yanfg dilakukan di Rumah Sakit Labuang Baji menunjukkan bahwa kadar MPN Koliform sebelum pengolahan 16.000.000 koloni/100ml, sesudah pengolahan (Effluen) 9.200.000 koloni/100 ml dan di Rumah Sakit Dadi Makassar Influent=24.000.000 koloni/100 ml dan Effluen=16.00.000 koloni/100 ml  semuanya melebihi standar kadar MPN Koliform baku mutu limbah cair kegiatan rumah sakit,  kondisi ini dapat terjadi karena bak khlorinasi IPAL tidak diaktifkan, sehingga air limbah hasil olahan yang siap untuk dibuang ke lingkungan tidak mendapat cairan khlor yang tujuannnya untuk membunuh  kuman yang terkandung dalam air limbah tersebut              ( Laharisi)

Disamping itu hasil  penelitian Lasandang juga menunjukkan bahwa kemampuan IPAL  Rumah Sakit Tk. II Pelamonia untuk menurunkan  MPN Koliform sebesar 23,53% sedangkan IPAL RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sebesar 29,41%. Penelitian tersebut menyimpulkan  bahwa IPAL di Rumah Sakit Tk. II Pelamonia dan RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar tidak efektif dalam menurunkan kandungan MPN Koliform dimana persentase penurunan ≤ 85%, karena  tidak dilakukan pembubuhan desinfektan, air limbah yang berasal dari bak pengendap akhir langsung dialirkan ke tempat pembuangan akhir. Untuk mencegah dampak yang timbul akibat penanganan limbah yang kurang baik maka Limbah cair yang berasal dari berbagai kegiatan misalnya  laboratorium, dapur, laundry, toilet, dan lain sebagainya dikumpulkan pada sebuah kolam equalisasi lalu dipompakan ke tangki reaktor untuk dicampurkan dengan gas ozon. Gas ozon yang masuk dalam tangki reaktor bereaksi mengoksidasi senyawa organik dan membunuh bakteri patogen pada limbah cair (Alamsyah, 2007)

Kemudian penelitian yang dilakukan Rukmanasari di Rumah Sakit Pertiwi dan rumah sakit Ibu dan Anak Sitti Khadijah Makassar menunjukkan kadar MPN Koliform di Rumah sakit Bersalin Pertiwi Makassar pada influent adalah 2.400.000 koloni/100ml dan pada effluent berkisar antara 1.300.000 – 1.800.000 koloni/100ml atau mengalami penurunan antara 25,00 % – 45,83 % sedangkan di rumah sakit  St. Hadija pada influent terendah  31.000 koloni/100 ml  dan tertinggi 2.400.000 Koloni/100 ml;  pada effluent terendah 11.000 koloni/100 ml dan tertinggi 1.400.000 koloni/100 ml atau mengalami penurunan antara 41,67 % – 65,83 %. Penelitian ini menunjukkan  bahwa sistem pengolahan air limbah ke dua rumah sakit tersebut tidak efektif dalam menurunkan kadar MPN Koliform dimana  tingkat penurunannya kurang dari 95 %, karena pengolahan air limbah pada kedua rumah sakit ini terdapat bak khlorinasi (pembubuhan chlor) namun tidak difungsikan, sehingga air limbah yang dibuang ke badan air tidak dikhlorinasi.

Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Lestari pada effluent Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid didapatkan kandungan rata-rata MPN Koliform 891333,3 koloni /100 ml dan di effluent IPAL Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar  menunjukkan kandungan rata-rata MPN Koliform 424966,7 koloni/100 ml. Penelitian tersebut menyimpulkan  bahwa IPAL di Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid dan Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar tidak efektif dalam menurunkan kandungan MPN Koliform karena jauh dari standar baku mutu,  keadaan ini terjadi juga karena kurang efektifnya kerja IPAL di dua Rumah Sakit ini disebabkan karena bak khlorinasi yang tidak berfungsi.

 

  1. Tinjauan Tentang Rumah Sakit

Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan terhadap individu pasien, keluarga dan masyarakat dengan inti pelayanan medik, baik preventif, kuratif maupun promotif yang diselenggarakan secara terpadu agar mencapai pelayanan kesehatan paripurna. Seiring dengan perkembangan yang terjadi, rumah sakit juga merupakan institusi yang mengembangkan pelayanan kompetitif yaitu dengan menyediakan pelayanan yang cepat, akurat, manusiawi, aman dan nyaman    (Depkes, RI).

Rumah sakit  adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan social ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkauoleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (UU RI, 2009)

Menurut surat keputusan Gubernur Sulawesi Selatan nomor14/GUB.SULSEL/2003 Tentang Pengelolaan, Pengendalian Pencemaran Air, Udara, Penetapan Baku Mutu Limbah Cair, Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Serta Baku Tingkat Gangguan Kegiatan yang beroperasi di Propinsi Sulawesi Selatan, rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan  pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian (Bapedalda SulSel). Sedangkan menurut Undang- undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit bahwa Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Dengan rujukan tersebut maka  Rumah Sakit sebagai  sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Kegiatan yang ada di rumah sakit cukup kompleks meliputi pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, dan pelayanan non medis yang dalam melaksanakan fungsinya tersebut menghasilkan  buangan yang berupa limbah padat, limbah cair dan gas (Sanropie ).

 

  1. Tinjauan Tentang Air Limbah

Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga , industry maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya  mengandung bahan-bahan  atau zat – zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Batasan ini menyatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari industry, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada (Notoatmodjo).

Menurut Daud, Air Limbah adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga yang juga berasal dari industry, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya.

Dari batasan-batasan tersebut  dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industry, perhotelan,  dan sebagainya. Meskipun merupkan air sisa, namun volumenya besar, karena lbih kurang 80 % dari air yang digunakan  bagi kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk  yang sudah kotor (tercemar).Selanjutnya air limbah ini akhirnya mengalir ke sungair dan laut serta akan digunakan oleh manusia lagi.Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik. (Notoatmodjo)

 

D.Tinjauan Tentang Air Limbah  Rumah Sakit

Secara umum yang dimaksud dengan air limbah (sewage) adalah excretamanusia,  air kotor dari dapur, kamar mandi dari WC, dari perusahaan-perusahaan termasuk pula air kotor dari permukaan tanah dan air hujan.Sewage dibedakan menjadi domestic sewage yang berasal dari rumah-rumah dan industryal sewage yang berasal dari sisa-sisa proses industri (Entjang).

Air Limbah rumah sakit adalah semua limbah cair yang berasal dari rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan radioaktif (Sanropie). Limbah cair yang dihasilkan dari sebuah rumah sakit umumnya banyak mengandung bakteri, virus, senyawa kimia, dan obat-obatan yang dapat membahayakan bagi kesehatan masyarakat sekitar rumah sakit tersebut.

Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi limbah domestik cair yakni buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian; limbah cair klinis yakni air limbah yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit, misalnya air bekas cucian luka, cucian darah. dll; air limbah laboratorium; dan lainnya. Sumber-sumber pencemaran dari limbah cair rumah sakit tentunya sangat berpotensi mengganggu kesehatan lingkungan maupun kesehatan manusia.

 

E.Sumber dan Karakteristik Limbah Cair Rumah Sakit

  1. Sumber dan karakteristik air limbah rumah sakit

Sumber air limbah  bervariasi sesuai dengan tipe rumah sakit. Adapun sumber air limbah rumah sakit pada umumnya adalah:

  1. 1)          Dapur
  2. 2)          Pencucian linen
  3. 3)          Ruang perawatan
  4. 4)          Ruang poliklinik
  5. 5)          Laboratorium
  6. 6)          WC dan kamar mandi
  7. 7)          Kamar mayat
  8. 8)          Unit lain sesuai tipe rumah sakit

2.Karakteristik air limbah  rumah sakit

Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair rumah sakit yang berasap dari hasil proses kegiatan rumah sakit, secara umum limbah rumah sakit dapat  dibedakan sesuai dengan kegiatan yang memproduksinya  Yaitu :

1)           Limbah Domestik cair yakni :

  1. a) Buangan kamar mandi, ,

Air limbah ini dikategorikan sebagai  limbah rumah tangga ,parameter dalam air limbah kamar mandi adalah zat padat, BOD, COD, Nitrogen, phosphorus, minyak dan lemak serta bakteriologis

  1. b) Air Limbah dapur

Air limbah dari unit dapur rumah sakit umumnya hamper sama limbah rumah tangga denga kandungan BOD, COD, Total Solid, minyak-lemak, nitrogen dan phospat. Bahan padatan yang terkandung berupa sisa makanan,sisa potongan sayuran dan lain-lain.

  1. c) Air Limbah laundry, Air bekas pencucian pakaian.

Air limbah laundry berasal dari unit pencucian bahan kain yang umumnya bersifat basa dengan kandungan zat padat total berkisar antara 800- 1200 mg/l dan kandungan BOD berkisar antara 400-450 mg/l.

2) Limbah cair klinis yakni air limbah yang barasal dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekas cucian luka,cucian darah dan lain-lain

Air limbah rumah sakit dari kegiatan domestic maupun klinis umumnya mengandung senyawa polutan oragnik yang tinggi

3) Air limbah Laboratorium

Air Limbah laboratorium berasal dari pencucian peralatan laboratorium dan bahan buangan hasil pemeriksaan contah darah dan lain-lain. Air limbah ini umumnya  banyak mengandung berbagai senyawa kimia  sebagai bahan pereaksi sewaktu pemeriksaan contoh darah dan bahan lain.

Air limbah laboratorium  mengandung bahan antiseptic dan antibiotic sehingga bersifat toksik terhadap mikroorganisme juga mengandung logam berat yang mana bila air limbah tersebut dialirkan ke dalam poses pengolahan  secara biologis, logam berat tersebut dapat mengganggu proses kerja dari pengolahan secara biologis.,oleh karena itu untuk air limbah yang berasal dari laboratorium diolah tersendiri secara fisika dan kimia selanjutnya hasil olahannya dialirkan bersama limbah lainnya.(Said)

  1. Tinjauan Tentang Pengolahan Air Limbah

Pada awalnya tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk  menghilangkan bahan-bahan tersuspensi dan terapung, pengolahan bahan organik biodegra dable serta mengurangi  organisme  patogen, namun sejalan dengan perkembangannya, tujuan  pengelolaan air limbah sekarang ini juga terkait dengan aspek estetika dan lingkungan (Mulia)

Notoatmojo mengatakan, Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, partikel tercampur serta membunuh organisme pathogen. Selain itu, diperlukan juga tambahan pengolahan untuk menghilangkan bahan nutrisi, komponen beracun serta bahan yang tidak dapat didegradasikan agar konsentrasi yang ada menjadi rendah. Untuk itu diperlukan pengolahan secara bertahap agar bahan tersebut dapat dikurangi

Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap (Syawal) :

  1. Pengolahan Awal (Pretreatment)

Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit removal (bak penangkap dan penyedot pasir), equalization and storage (pengumpulan dan pengendapan pasir di dasar bak pengolahan), serta oil separation (pemisahan minyak).

  1. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialahneutralization (penetralan/menyortir kerikil, lumpur dan menghilangkan zat padat), chemical addition and coagulation (penambahan zat kimia dan koagulasi/pengentalan), flotation (pengapungan), sedimentation(sedimentasi/pengendapan), dan filtration (filtrasi/penyaringan).

  1. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialahactivated sludge (penggunaan lumpur aktif), anaerobic lagoon (pertumbuhan bakteri dalam bak reaktor), tricking filter (penyaringan dengan cara pengentalan), aerated lagoon (aerasi/proses penambahan oksigen),stabilization basin (stabilisasi pada bak reaktor), rotating biological contactor (metode pemanfaatan kemampuan mikroba untuk merombak bahan cemaran menjadi senyawa yang stabil), serta anaerobic contactor and filter(metode pemanfaatan mikroba dan penyaringan).

  1. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialahcoagulation and sedimentation (pengentalan dan pengendapan), filtration(penyaringan), carbon adsorption (penyerapan dengan penggunaan karbon aktif/arang batok kelapa), ion exchange (pergantian ion), membrane separation (pemisahan membran), serta thickening gravity or flotation(pengentalan dan pengapungan).

  1. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion(pencernaan lumpur aktif guna menstabilkan lumpur melalui pembusukan zat organik dan anorganik yang bebas dari molekul oksigen), pressure filtration(penyaringan dengan tekanan), vacuum  filtration (penyaringann hampa udara), centrifugation (pemutaran sentrifugal), lagooning or drying bed(pengeringan dan pembuangan di tanah), incineration  (meliputi pembakaran, oksidasi basah, dan pengeringan dengan panas ), atau landfill(pengisian tanah dari pembuangan lumpur).

 

  1. Prinsip Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit

Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi limbah domestik cair, limbah cair klinis, air limbah laboratorium  dan lainnya(Alamsyah). Air limbah rumah sakit yang berasal dari buangan domestik maupun buangan  limbah cair klinis  umunya mengandung senyawa organik yang cukup tinggi dan dapat diolah dengan proses pengolahan secara biologis. Sedangkan air limbah rumah sakit yang berasal dari laboratorium biasanya banyak mengandung logam berat yang mana bila air limbah tersebut dialirkan kedalam proses pengolahan biologis, logam berat tersebut dapat mengganggu proses pengolahannya.(Said)

Oleh karena  itu untuk pengelolaan limbah rumah sakit, air limbah yang berasal dari laboratorium dipisah dan ditampung kemudian diolah secara kimia-fisika, selanjutnya air olahannya dialirkan bersama-sama limbah lainnya  dan selanjutnya diolah dengan proses pengolahan secara biologis. (Said),

         Menurut Dit. Jen. PPM & PLP, Depkes (1996) Prinsip Pengolahan limbah cair rumah sakit adalah :

  1. Saluran pembuangan air limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup, kedap air dan limbah harus mengalir dengan lancar.
  2. Rumah sakit harus memiliki unit pengolahan limbah sendiri atau bersama-sama secara kolektif dengan bangunan di sekitarnya yang memenuhi persyaratan teknis, apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah perkotaan.
  3. Kualitas limbah (effluent) rumah sakit yang akan dibuang ke lingkungan harus memenuhi persyaratan baku mutu effluent sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut Said dan Wahjono, untuk mengolah air yang mengandung senyawa organik umumnya menggunakan teknologi pengolahan air limbah secara biologis atau gabungan antara proses biologis dengan proses kimia-fisika. Pengolahan air limbah secara biologis aerobik secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga yakni proses biologis dengan biakan tersuspensi (suspended culture), proses biologis dengan biakan melekat (attached culture) dan proses pengolahan dengan sistem lagoon atau kolam. Teknologi proses pengolahan air limbah rumah sakit secara biologis aerobic yang sering digunakan antara lain: Proses Lumpur Aktif/Konvensional (Actived Sludge Process), Reaktor Biologis Putar (Rotating Biological Contaktor,RBC), Proses Aerasi Kontak (Contact Aeration Proces), Proses Pengolahan dengan Biofilter “Up Flow”, serta proses pengolahan dengan system Biofilter Anaerob-Aerob.

Menurut Pruss A.pengelolaan limbah layanan kesehatan (rumah sakit) terbagi atas:

  1. Pengolahan limbah berhubungan dengan instalasi pengolahan limbah cair perkotaan.

Di negara yang tidak mengalami epedemi penyakit usus dan bukan wilayah endemik kecacingan, pembuangan limbah cair yang tidak diolah dari instansi layanan kesehatan ke saluran pembuangan perkotaan diperbolehkan asalkan memenuhi persyaratan berikut :

a.Saluran pembuangan perkotaan dihubungkan dengan instalasi pengolahan limbah yang menjamin dapat menghilangkan bakteri sampai 95%-nya.

  1. Lumpur yang dihasilkan oleh instalasi pengolahan limbah akan menjalani pengolahan anaerob sehingga hanya menyisakan satu telur cacing per liter dalam lumpur yang sudah diolah.
  2. Sistem pengelolaan limbah pada instansi layanan kesehatan mempertahankan standar yang tinggi dan menjamin bahwa limbah cair yang dihasilkan tidak akan mengandung zat kimia toksik, sediaan farmasi, radionuklida, obat- obatan sitotoksik, dan antibiotik.
  3. Ekskreta yang berasal dari pasien yang menerima obat-obatan sitotoksik ditampung di tempat yang terpisah dan menjalani pengolahan yang adekuat.

2.Pengolahan di tempat atau pra- pengolahan limbah cair

Banyak rumah sakit, terutama rumah sakit yang sistem pembuangannya tidak terhubung dengan instalasi pengolahan limbah kota, memiliki instalasi pengolahan limbahnya sendiri.Pengolahan limbah cair rumah sakit di tempat hanya akan efesien jika mencakup aktivitas berikut :

  1. Pengolahan primer
  2. Purifikasi biologis sekunder.

Sebagian besar cacing akan mengendap dalam lumpur akibat proses purifikasi sekunder, demikian pula dengan bakteri ( 90-95%) dan virus, dengan demikian walau sudah terbebas dari cacing effluent masih mengandung bakteri dan virus dalam konsentrasi yang infektif.

  1. Pengolahan tersier

Effluent sekunder kemungkinan akan mengandung minimal 20 mg/liter zat organik terlarut yang jika didesinfeksi dengan khlor hasilnya tidak akan efisien. Dengan demikian, effluent harus menjalani pengolahan tersier, misalnya pengolaman, jika tidak tersedia cukup ruang untuk membuat kolam, teknik filtrasi pasir cepat dapat menghasilkan efluen tersier dengan kadar zat organik yang jauh  lebih berkurang (< 10 mg/liter).

  1. Desinfeksi khlor

Agar konsentrasi pathogen sebanding dengan konsentrasi yang ditemukan dalam air di alam, effluent tersier harus menjalani desinfeksi klor sampai mencapai kadar yang ditetapkan. Desinfeksi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan khlor dioksida (paling efesien), natrium hipoklorit, atau gas khlor. Pilihan lainnya adalah dengan melakukan desinfeksi sinar ultraviolet.

Tahapan dalam pengelolaan air limbah rumah sakit sebagai berikut:

  1. Pengumpulan meliputi:  sumber, bak kontrol, sistem perpipaan menuju instalasi pengolahan
  2. Pengolahan : Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sesuai kebutuhan rumah sakit

c.Pembuangan : pembuangan air limbah dari efluen IPAL ke saluran air limbah umum atau ke badan air.

Menurut Dit. Jen. PPM & PLP, Depkes, Prinsip Pengolahan limbah cair rumah sakit adalah :

  1. Saluran pembuangan air limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup, kedap air dan limbah harus mengalir dengan lancar.
  2. Rumah sakit harus memiliki unit pengolahan limbah sendiri atau bersama-sama secara kolektif dengan bangunan di sekitarnya yang memenuhi persyaratan teknis, apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah perkotaan.
  3. Kualitas limbah (effluent) rumah sakit yang akan dibuang ke lingkungan harus memenuhi persyaratan baku mutu effluent sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 

H.Tinjauan  Umum Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit

Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Rumah Sakit  berfungsi untuk memproses limbah cair rumah sakit secara fisik dan biologis.

  1. Proses pengolahan fisik meliputi : Penyaringan dengan screen, sedimetasi, penghancuran padata-padatan dengan menggunakan comminutor yang bertujuan agar  kandungan limbah cair yang terdiri dari bahan-bahan organik dapat didegradasi. Limbah cair sebelum memasuki unit IPAL utama melalui bak control terlebih dahulu untuk memisahkan padatan-padatan kasar yang ikut bersama dengan air limbah.
  2. Proses pengolahan biologis : dengan menggunakan jasa mikroba (Syroby atau Biodetex) pendegradasi limbah cair.

Setelah melalui proses pengolahan limbah cair dalam unit pengolahan limbah, maka hasil buangan yang dihasilkan dapat memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah.

. Berdasarkan proses pengolahannya, maka sistem IPAL dibagi dalam beberapa tahap sebagai berikut :

  1. Pretreatment (pra pengolahan) limbah cair

Merupakan tahap awal yang dilakukan sebelum limbah cair masuk ke dalam proses pengolahan utama. Dalam tahap pretreatment ini beban kandungan limbah cair akan direduksi (COD dan BOD direduksi 20-35 %, suspended solid direduksi 60-70 %)

Proses pretreatment menggunakan proses fisika mekanika  dan bertujuan untuk :

  1. Mengurangi beban limbah cair yang akan masuk ke dalam proses pengolahan utama.
  2. Menghomogenkan dan menetralisasi pH limbah cair

c.Memisahkan/menyaring bahan-bahan atau padatan-padatan atau sampah yang dapat mengganggu proses pengolahan utama maupun mengganggu peralatan yang ada.

  1. Memisahkan pemantauan/pengecekan limbah cair sebelum masuk dalam proses pengolahan utama.

e.Mengatur jumlah limbah perjamnya yang akan diolah sehingga tidak terjadi “over loading” yang dapat menggangu proses pengolahan    limbah cair.

Dalam proses pretreatment ini dibagi dalam beberapa bagian sebagai  berikut :

-Grease Treatment (Pretreatment Dapur)

Bertujuan untuk memisahkan lemak ataupun padatan/sampah yang terbawa dalam aliran limbah cair dalam pipa, sehingga dengan demikian dapat menghindarkan penyempitan/penyumbatan pipa dan menurunkan beban polutan yang akan diolah.

-Pretreatment Laundry

Bertujuan untuk memisahkan padatan (suspended solid), lemak, dan kotoran-kotoran lainnya sehingga dapat menurunkan beban limbah cair yang akan masuk ke dalam unit pengolahan limbah cair.

-Screening Treatment

Bertujuan menyaring padatan/sampah yang terbawa dalam limbah cair sehingga proses pengolahan utama tidak terganggu dan tidak terjadi penyumbatan pipa-pipa air limbah.

-Heavy Metal Precipitator

Bertujuan untuk menetralisir dan mereduksi kandungan logam berat yang ada dalam limbah cair yang bersal dari laboratorium sehingga tidak mengganggu pada unit IPAL utama.

-Ekualisasi

Bertujuan menghomogenkan kondisi limbah cair dan menetralkan pH limbah yang ada dengan menggunakan H2SO4 atau NaOH. Setelah dihomogenkan dan dinetralkan, maka limbah cair tersebut siap untuk diolah biologis.

-Aero-Reactor

Setelah melalui tahap pretreatment, kemudian limbah cair dialirkan ke unit aero-eactor untuk diproses secara biologis menggunakan jasa mikroba (bakteri) aerobic pendegradasi polutan sehingga hasil olahan limbah cair yang dikeluarkan ke lingkungan sudah memenuhi syarat standar baku mutu pemerintah. Reduksi beban polutan limbah cair di dalam tahap ini dapat mencapai 70-90 % (COD dan BOD).

-Biomedia Filtration Technology

Mikroba (bakteri) pendegradasi limbah kemudian ditumbuhkembangkan pada packing media khusus untuk optimalisasi aktifitasnya dalam limbah cair.

-Khlorinasi

Bertujuan untuk limbah cair yang sudah melalui proses pengolahan dan sudah layak dibuang ke lingkungan/badan air akan melalui proses desinfektan dengan menggunakan khlorin untuk membunuh bakteri-bakteri yang tersisa

I.Tinjauan Tentang Volume Air Limbah Rumah Sakit

Pada dasarnya sumber air limbah rumah sakit berfariasi sesuai dengan jenis dan tipe rumah sakit. Umumnya sumber air limbah rumah sakit berasal dari dapur, ruang bersalin, ruang operasi, ruang perawatan, ruang poliklinik, kamar mandi, kamar mayat dan unit lain sesuai kelas rumah sakit (Sutriani).

Menurut Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Yogyakarta,  jumlah dan volume limbah cair yang dihasilkan per satuan waktu (debit) dan jenis limbah cair yang dihasilkan tergantung pada ukuran, fungsi dan jenis kegiatan pelayanan rumah sakit. Debit limbah cair yang dihasilkan dari rumah sakit dapat diperhitungkan dari jumlah karyawan, jumlah tempat tidur (Bed), tingkat hunian rata-rata per hari dan ada tidaknya sarana penunjang lain seperti asrama perawat dan lain-lain yang biasanya limbah cairnya dialirkan dan diolah menjadi satu.

Debit limbah cair tersebut dapat diperkirakan lebih kurang 85 – 95% dari jumlah air yang dipergunakan dalam kegiatan pelayanan yaitu diperhitungkan dari jumlah karyawan dan jumlah tempat tidur/bed yang ada.

Untuk setiap Karyawan = 40 Liter/Karyawan/hari

Untuk Setiap Bed           = 650 Liter/Bed/hari

 

 

 

J.Standar kualitas parameter pemeriksaan air limbah

Standar kualitas fisika, kimia dan mikrobiologis air limbah rumah sakit untuk Propinsi Sulawesi Selatan diatur dalam Keputusan Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan Nomor 14 tahun 2003 sesuai tabel berikut:

Tabel 1. Standar kualitas air limbah rumah sakit Propinsi Sulawesi Selatan

Parameter Kadar maksimum
FISIKA

Suhu

KIMIA

pH

BOD5

COD

TSS (total zat tersuspensi)

Amoniak bebas

Phosfat

MIKROBIOLOGIS

Mpn- Kuman Golongan Koli/100 ml

 

30oC

 

6 – 9

30 mg/L

70 mg/L

30 mg/L

0,1 mg/L

2  mg/L

 

10.000

 

Sumber :Kep.Gub.Prop.Sulsel No:14/2003

. Kualitas mikrobiologis   diukur berdasarkan indikator MPN kuman golongan koli. Adapun MPN kuman golongan koli  tertinggi yang diperbolehkan  berdasarkan aturan tersebut adalah 10.000 koloni/100ml.

K.Tinjauan Tentang Dampak Negatif Air Limbah

Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak buruk  bagi mahluk hidup  dan lingkungannya beberapa dampak yang akan timbul sebagai berikut  :

  1. Gangguan Kesehatan

Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit bawaan air ( Watwrborne Disease), selain itu didalam air limbah mungkin mengadnung juga terdapat zat-zat yang berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia.

Adakalanya air limbah yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang vektor penyakit misalnya nyamuk, kecoa, lalat dan lain-lain.

  1. Penurunan kualitas lingkungan

Air limbah yang dibuang lansung ke air permukaan  misalnya ke sungai dan danau dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut, Misalnya bahan organik yang terdapat dalam  air limbah bila dibuang langsung  ke sungai dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen yanf terlarut (DO) di dalam sungai tersebut. Dengan demikian akan  menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan tenganggu, sehingga mengurangi perkembangannya. Dan kadang air limbah juga dapat merembes ke dalam air tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar, maka kualitasnya akan menurun  dan tidak dapat lagi digunakan sesuai peruntukannya.

  1. Gangguan terhadap keindahan ( estetika)

Bila air limbah yang mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan perubahan warna pada badan air penerima, walaupun tidak menimbulkan gangguan kesehatan akan tetapi terjadi gangguan keindahan terhadap badan air  penerima tersebut. Dan juga bila air limbah mengandung bahan yang bila terurai akan menimbulkan gas-gas yang berbau,  Bila air limbah semacam ini mencemari badan air  maka dapat menimbulkan gangguan keindahan pada badan air tersebut.

  1. Gangguan terhadap kerusakan benda

Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakterianaerob  menjadi gas yang agresif  seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada benda yang terbuat dari besi misalnya saluran air limbah dan banguan air kotor lainnya, sehingga juga menibulkan kerugian ekonomi dengan besarnya biaya pemeliharaan.

Air limbah yang mengandung mikroorganisme pathogen dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Hal tersebut dapat dilihat pada berikut:

Tabel 2 : Jenis Penyakit, penyebab infeksi dan cara penularan berbagai macam penyakit menular yang ditimbulkan oleh air limbah

No. Jenis Penyakit Penyebab Infeksi & Reservoar Cara Penularan
1 2 3 4
1.

 

 

 

2.

 

 

 

3.

 

 

 

1

Amoebiasis(Penyakit usus)

 

 

 

Ascariasis(Penyakit usus)

 

 

 

Cholera(Penyakit systemic)

yang akut

 

 

2

Entamoeba Histolitica-Proto yang dikeluarkan bersama tinja

 

Ascaris Lumbricoides-Cacing gelang yang keluar bersama tinja

 

Vibrio Cholera Bacteri yang keluar bersama tinja dan air muntahan

 

3

Air, tangan ke mulut, sayuran dan buah yang terkontaminasi lalat dan tangan yang kotor dan food handler.

Penularan langsung dan tidak langsung dari telur cacing, infeksi dari tanah ke mulut juga penularannya melelui debu

Air dan makanan yang terkontaminasi lalat dan tanah.

 

 

4

4.

 

 

 

 

5.

 

 

 

 

 

6.

 

 

7.

 

 

8.

 

 

 

9.

 

 

10.

Hookworm/cacing tambang(Infeksi saluran pencernaan oleh cacing tambang dengan pengisian darah

Leptospirosis (Infeksi systemic yang akut)

 

 

 

 

Shigellosis (Infeksi systemic yang akut)

 

Srtongyloidiasis (Penyakit infeksi dari saluran pencernaan)

Tetanus (Penyakit akut yang mematikan karena toxin basil tetanus)

 

Trichuriasis (Penyakit infeksi pada usus besar)

 

Typhoid fever (Penyakit  enteritis)

Necator Amercanus dan Ancylostoma Duodenale- cacing yang dikeluarkan bersama tinja dari orang yang menderita tersebut

Leptospira icerohaerhagiae-keluar bersama air kencing binatang(sapi,anjing,tikus & babi) yang sakit

27 Serotype dari Genus Shigella – Bakteri dikeluarkan bersama tinja orang sakit

Strongyloides stercoralis

 

 

Clostridium tetani – Basil dikeluarkan oleh hewan, khususnya kuda yang tahan lama di tanah

Trichuris-Trichura-cacing keluar bersama tinja orang yang sakit

Salmonella typhi- basil keluar bersama tinja dan air kencing orang sakit

Larvae pada tanah lembab masuk melalui kulit,biasanya kulit kaki

 

 

Kontak dengan air,Lumpur dan tanah yang terkontaminasi oleh kencing binatang tersebut

 

 

 

Kontak langsung dengan tinja melalui mulut, makanan, lalat dan tanah

Larva pada tanah lembab masuk melalui kulit kaki

 

Spora dari tanah,debu dan tinja manusia dan hewan, masuk ke tubuh melalui luka pada kecelakaan

Telur masuk lewat mulut dan tanah yang terkontaminasi

 

Air dan makanan sebagai vehicles, sayuran yang terkontaminasi ,juga lalat.

.Sumber : Djabu  dkk (Hal 21, 1990)

 

  1. Tinjauan Tentang Mpn Koliform dalam limbah cair rumah sakit

Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Sebenarnya bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri coliform adalah  Esherichia coli dan Enterobacter aerogenes.Coliform merupakan  indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya kualitas air semakin baik.

Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri coliform E. coli, Enterococcus faecalis, dan Clostridium sp. Di Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah E. coli.

Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas air minum. Kelompok bakteri coliform terdiri atas Eschericia coli, Enterobacter aerogenes, Citrobacter fruendii, dan bakteri lainnya. Meskipun jenis bakteri ini tidak menimbulkan penyakit tertentu secara langsung, keberadaannya di dalam air minum menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Oleh karena itu, air bersih harus bebas dari semua jenis coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri pathogen yang kemungkinan terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas adalah Shigella, yaitu mikroba penyebab gejala diare, deman, kram perut, dan muntah-muntah. Jenis bakteri coliform tertentu, misalnya E. coli  yang bersifat patogen dan juga dapat menyebabkan diare atau diare berdarah, kram perut, mual, dan rasa tidak enak badan (Tamyis Ali Imron, 2008). Patogen yang sering ditemukan didalam air terutama adalah bakteri-bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan seperti Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera, Shigella dysentriae penyebab penyakit disentri basiler dan lain-lain

 

  1. Tinjauan tentang khlorinasi dan khlor bebas  dalam air
  2. Khlorinasi

Khlorinasi merupakan proses pembubuhan senyawa chlorine ke dalam air limbah dengan dosis dan waktu tertentu, dengan tujuan untuk membunuh mikroorganisme pathogen yang ada di dalam air limbah. Dengan khlorinasi, air olahan (air limbah) yang mengandung bakteri pathogen, bakteri coli atau virus yang sangat berpotensi menyebabkan penyakit ke masyarakat dapat dimatikan sebelum dibuang ke badan air (Said & Wahjono).

Mekanisme pembubuhan sangat dipengaruhi oleh kondisi dari zat pembunuhnya dan mikroorganisme itu sendiri. Banyak zat pembunuh kimia termasuk chlorine dan komponennya mematikan bakteri dengan cara merusak atau mengaktifkan enzim utama, sehingga terjadi kerusakan dinding sel. Mekanisme lain dari desinfeksi yaitu dengan merusak langsung dinding sel seperti yang dilakukan apabila menggunakan bahan radiasi ataupun panas (Sugiharto, 2005), sehingga seharusnya dengan adanya khlorinasi bakteri dalam hal ini E.coli akan mati dan kadar MPN Koliform juga akan turun.

  1. Khlorin bebas (Cl2) dalam air

Menurut Djabu dkk, khlor bebas (Cl2) Dalam air bila melebihi 0.05 mg/l  akan menimbulkan dampak terhadap kesehatan dan lingkungan, khlor bebas merupakan gas bertekanan, beracun, korosif, iritasi dan dapat menimbulkan rasa tidak enak (rasa asin). Khlor bebas dalam air bersifat racun terhadap ikan dan kehidupan lain di air, berbau merangsang. Sedangkan berdasarkan Keputusan Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan Nomor 14 Tahun 2003, menetapkan nilai kadar maksimal yang diperbolehkan untuk khlorin bebas (Cl2) sebesar 1 mg/L untuk baku mutu limbah cair golongan I dan 2 mg/L  untuk baku mutu limbah cair golongan II.

 

  1. Tinjauan dari hasil penelitian.

Dari hasil penelitian yang meneliti tentang Kualitas Limbah Cair dan kandungan mpn coliforam pd air limbah rumag sakit   beberapa diantaranya adalah seperti pada table berikut :

 

Tabel 3. Sintesa penelitian tentang Efektifitas pengolahan limbah cair dan kualitas limbah cair rumah sakit

No. Peneliti/Lokasi/Tahun Masalah utama Subyek Instrumen Metode Hasil temuan
1 Eka Anika Lestari /Makassar/2010 Kualitas limbah cair rumah sakit 24 sampel Lembar observasi dan pemeriksaan laboratorium Observasional Kandungan Mpn koliform form tidak memenuhi syarat karena bak khlorinasi yg tidak berfungsi
2 Laharisi/ Makassar/2009 Pengolahan limbah cair dlm menurunkan Mpn koliform &Bod 12 sampel Lembar Observasi dan pemeriksaan Laboratorium Observasional Kadar Mpn koliform influent dan effluent semuanya tidak memenuhi syarat karena bak khlorinasi yang tidak diaktifkan
3. Andi Rukmanasari/ Makassar/ 2009 efektifitas engolahan air limbah dalam menurunkan kadar mpn koliform          di rumah sakit bersalin 20 sampel Lembar observasi dan pemeriksaan laboratorium Observasional dan pemeriksaan Laboratorium Pengolahan air limbah tidak efektif menurunkan kadar Mpn koliform dalam air limbah rumah sakit
4. Ilsa Siswanti/ Makassar/ 2009 Kandungan MPNKoliform, BOD5 dan Amonia Bebas (NH3) Limbah Cair Rumah Sakit 20 sampel Lembar observasi dan pemeriksaan laboratorium Observasional dan pemeriksaan Laboratorium Kadar Mpn  koliform influen dan efluen IPAL tdk memenuhi syarat karena bak khlorinasi tdk di fungsikan
5.

 

 

Rahmawati dkk/Nganjuk/2005

 

 

 

 

 

perbedaan kadar bod, cod, tss, dan mpn koliform
pada air limbah, sebelum dan sesudah pengolahan 14 sampel Lembar observasi dan pemeriksaan laboratorium Observasional dan pemeriksaan Laboratorium MPN Koliform pada air limbah sebelum pengolahan melebihi baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan krb bak khlorinasi tdk berfungsi,
9. Srinata.I.W./

Makassar/2009

Pengelolaan Dan Kualitas Mikrobiologis Limbah Medis Cair Rumah Sakit Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar ……

Sampel

Lembar observasi dan pemeriksaan laboratorium Observasional dan pemeriksaan Laboratorium Kadar MPN Koliform Tidak memenuhi kualitas, syarat ini disebabkan efluen juga disebabkan oleh tidak adanya desinfeksipada akhir pengolahan

 

 

IPAL | IPAL RUMAH SAKIT | IPAL KLINIK | IPAL INDUSTRI

ipal industri, ipal rumah sakit, cara kerja ipal, desain ipal rumah sakit, flow meter air limbah, cara membuat ipal, ipal instalasi pengolahan air limbah, fungsi lemari asam pada laboratorium, gambar ipal, harga biofilter, instalasi pengolahan air limbah, instalasi pengolahan air limbah rumah sakit, instalasi pengolahan air limbah sederhana, harga flow meter air limbah, instalasi air limbah, ipal, ipal biofilter, ipal biotech, ipal industri, ipal instalasi pengolahan air limbah, ipal komunal, ipal portable, ipal rs, ipal rumah sakit, ipal rumah tangga, pengolahan air limbah, pengolahan ipal,

 

 

Manfaat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

manfaat & instalasi pengolahan air limbah (IPAL) WASTEWATER TREATMENT PLANT (WWTP)

Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) (wastewater treatment plant, WWTP), adalah sebuah struktur   yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain.
Fungsi-fungsi dari  Instalasi pengolahan air limbah (IPAL)

Pada Pengolahan air limbah bagian pertanian, untuk membuang kotoran hewan, residu pestisida, dan sebagainya dari lingkungan pertanian.
Pada Pengolahan air limbah daerah perkotaan, untuk membuang limbah manusia dan limbah rumah tangga lainnya.
Pada Pengolahan air limbah di industri, untuk mengolah limbah cair dari aktivitas manufaktur sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktivitas pertambangan. dll

ipal, ipal rumah sakit, ipal puskesmas, ipal klinik, ipal laboratorium, ipal industri, manfaat ipal, wastewater treatment plant, wwtp,
instalasi pengolahan air limbah

Definisi atau Pengertian IPAL :
IPAL / Instalasi Pengolahan Air Limbah adalah suatu perangkat peralatan teknik beserta perlengkapannya yang memproses / mengolah cairan sisa proses produksi pabrik, sehingga cairan tersebut layak dibuang ke lingkungan .

Manfaat Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) :
IPAL itu sangat bermanfaat bagi manusia serta makhluk hidup lainnya, natara lain:
a. Mengolah Air Limbah domestik atau industri, agar air tersebut dapat di gunakan kembali sesuai kebutuhan masing-masing.
b. Agar air limbah yang akan di alirkan kesungai tidak tercemar.
c. Agar Biota-biota yang ada di sungai tidak mati.

Tujuan Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) :
Tujuan IPAL yaitu untuk menyaring dan membersihkan air yang sudah tercemar dari baik domestik maupun bahan kimia industri.

ipal, ipal rumah sakit, ipal klinik, ipal puskesmas, ipal ipal lab, ipal laboratorium, ipal komunal, ipal industri, ipal biofilter
instalasi pengolahan air limbah sederhana

1.      Pompa Air Baku (Raw water pump) – instalasi pengolahan air limbah – ipal

Pompa Air Baku, Raw water pump,
Pompa Air Baku (Raw water pump)

Pompa air baku yang digunakan jenis setrifugal dengan kapasitas maksimum yang dibutuhkan untuk unit pengolahan (daya tarik minimal 9 meter dan daya dorong 40 meter). Air baku yang dipompa berasal dari bak akhir dari proses pengendapan pada hasil buangan limbah industri pelapisan logam.
2.      Pompa Dosing (Dosing pump) – instalasi pengolahan air limbah – ipal

Pompa Dosing, Dosing pump
Pompa Dosing, Dosing pump

Merupakan peralatan untuk mengijeksi bahan kimia (ferrosulfat dan PAC) dengan pengaturan laju alir dan konsentrasi tertentu untuk mengatur dosis bahan kimia tersebut. Tujuan dari pemberian bahan kimia ini adalah sebagai oksidator.
3.      Pencampur Statik (Static mixer) – instalasi pengolahan air limbah – ipal

Pencampur Statik, Static mixer
Pencampur Statik, Static mixer

Dalam peralatan ini bahan-bahan kimia dicampur sampai homogen dengan kecepatan pengadukan tertentu untuk menghindari pecah flok.
4.      Bak Koagulasi-Flokulasi – instalasi pengolahan air limbah – ipal

Bak Koagulasi-Flokulasi
Bak Koagulasi-Flokulasi

Dalam unit ini terjadi pemisahan padatan tersuspensi yang terkumpul dalam bentuk-bentuk flok dan mengendap, sedangkan air mengalir overflow menuju proses berikutnya.
5.      Pompa Filter – instalasi pengolahan air limbah – ipal

Pompa Filter
Pompa Filter

Pompa yang digunakan mirip dengan pompa air baku. Pompa ini harus dapat melalui saringan multimedia, saringan karbon aktif, dan saringan penukar ion.
6.      Saringan Multimedia – instalasi pengolahan air limbah – ipal

Saringan Multimedia
Saringan Multimedia

Air dari bak koagulasi-flokulasi dipompa masuk ke unit penyaringan multimedia dengan tekanan maksimum sekitar 4 Bar. Unit ini berfungsi menyaring partikel kasar yang berasal dari air olahan. Unit filter berbentuk silinder dan terbuat dari bahan fiberglas. Unit ini dilengkapi dengan keran multi purpose (multiport), sehingga untuk proses pencucian balik dapat dilakukan dengan sangat sederhana, yaitu dengan hanya memutar keran tersebut sesuai dengan petunjuknya. Tinggi filter ini mencapai 120 cm dan berdiameter 30 cm. Media penyaring yang digunakan berupa pasir silika dan mangan zeolit. Unit filter ini juga didisain secara khusus, sehingga memudahkan dalam hal pengoperasiannya dan pemeliharaannya.  Dengan menggunakan unit ini, maka kadar besi dan mangan, serta beberapa logam-logam lain yang masih terlarut dalam air dapat dikurangi sampai sesuai dengan kandungan yang diperbolehkan untuk air minum.
7.      Saringan Karbon Aktif – instalasi pengolahan air limbah – ipal

Saringan Karbon Aktif
Unit ini khusus digunakan untuk penghilang bau, warna, logam berat dan pengotor-pengotor organik lainnya. Ukuran dan bentuk unit ini sama dengan unit penyaring lainnya. Media penyaring yang digunakan adalah karbon aktif granular atau butiran dengan ukuran 1 – 2,5 mm atau resin sintetis, serta menggunakan juga media pendukung berupa pasir silika pada bagian dasar.
8.      Saringan Penukar Ion – instalasi pengolahan air limbah – ipal

Saringan Penukar Ion
Saringan Penukar Ion

Pada proses pertukaran ion, kalsium dan magnesium ditukardengan sodium. Pertukaran ini berlangsung dengan cara melewatkan air sadah ke dalam unggun butiran yang terbuat dari bahan yang mempunyai kemampuan menukarkan ion. Bahan penukar ion pada awalnya menggunakan bahan yang berasal dari alam yaitu greensand yang biasa disebut zeolit, Agar lebih efektif Bahan greensand diproses terlebih dahulu. Disamping itu digunakan zeolit sintetis yang terbuat dari sulphonated coals dan condentation polymer. Pada saat ini bahan-bahan tersebut sudah diganti dengan bahan yang lebih efektif yang disebut resin penukar ion. Resin penukar ion umumnya terbuat dari partikel cross-linked polystyrene. Apabila resin telah jenuh maka resin tersebut perlu diregenerasi. Proses regenerasi dilakukan dengan cara melewatkan larutan garam dapur pekat ke dalam unggun resin yang telah jenuh. Pada proses regenerasi terjadi reaksi sebaliknya yaitu kalsium dan magnesium dilepaskan dari resin, digantikan dengan sodium dari larutan garam.
9.      Sistem Jaringan Perpipaan – instalasi pengolahan air limbah – ipal

Sistem Jaringan Perpipaan
Sistem Jaringan Perpipaan

Sistem jaringan pipa terdiri dari empat bagian, yaitu jaringan inlet (air masuk), jaringan outlet (air hasil pengolahan), jaringan bahan kimia dari pompa dosing dan jaringan pipa pembuangan air pencucian. Sistem jaringan ini dilengkapi dengan keran-keran sesuai dengan ukuran perpipaan. Diameter yang dipakai sebagian besar adalah 1” dan pembuangan dari bak koagulasi-flokulasi sebesar 2“. Bahan pipa PVC tahan tekan, seperti rucika. Sedangkan keran (ball valve) yang dipakai adalah keran tahan karat terbuat dari plastik.
10.  Tangki Bahan-Bahan Kimia – instalasi pengolahan air limbah – ipal

Tangki Bahan-Bahan Kimia
Tangki bahan kimia terdiri dari 2 buah tangki fiberglass dengan volume masing-masing 30 liter. Bahan-bahan kimia adalah ferrosulfat dan PAC. Bahan kimia berfungsi sebagai oksidator.
Cara Kerja pada Instalasi pengolahan air limbah IPAL
Unit IPAL dirancang sedemikan rupa agar cara operasinya mudah dan biaya operasionalnya murah. Unit ini terdiri dari perangkat utama dan perangkat penunjang. Perangkat utama dalam system pengolahan terdiri dari unit pencampur statis (static mixer), bak antara, bak koagulasi-flokulasi, saringan multimedia/ kerikil, pasir, karbon, mangan zeolit (multimedia filter), saringan karbon aktif (activated carbon filter), dan saringan penukar ion (ion exchange filter). Perangkat penunjang dalam sistem pengolahan ini dipasang untuk mendukung operasi treatment yang terdiri dari pompa air baku untuk intake (raw water pump), pompa dosing (dosing pump), tangki bahan kimia (chemical tank), pompa filter untuk mempompa air dari bak koagulasi-flokulasi ke saringan/filter, dan perpipaan serta kelengkapan lainnya.
Proses pengolahan diawali dengan memompa air baku dari bak penampungan kemudian diinjeksi dengan bahan kimia ferrosulfat dan PAC (Poly Allumunium Chloride), kemudian dicampur melalui static mixer supaya bercampur dengan baik. Kemudian air baku yang teroksidasi dialirkan ke bak koagulasi – flokulasi dengan waktu tinggal sekitar 2 jam. Setelah itu air dari bak dipompa ke saringan multimedia, saringan karbon aktif dan saringan penukar ion. Hasil air olahan di masukkan ke bak penampungan untuk digunakan kembali sebagai air pencucian.

eceng gondok
eceng gondok

pemakaian Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Minimasi Pemisah Air Limbah (MPAL) yang memanfaatkan media tanaman Eceng Gondok. Sebelumnya Pusri telah memiliki sistem IPAL yang menggunakan bantuan mikrobiologi, namun seiring dengan perkembangan teknologi maka dipandang perlu untuk di sempurnakan lagi.

TEKNIS PEMESANAN DAN KONSULTASI SILAHKAN HUB,I ADMIN KAMI DI

PHONE / CALL : 081266938385

WA/SMS 081266938385

– ipal rumah sakit – ipal puskesmas – ipal klinik – ipal sederhana – ipal komunal – ipal rumah tangga – ipal industri –

penyebaran pemasangan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan spesialis perawatan ipal – kounsultasi – desain ipal
instalasi pengolahan air limbah – ipal Yogyakarta – ipal Jawa Tengah – ipal Sulawesi Selatan – ipal Kalimantan Timur – ipal Kalimantan Selatan – ipal Jawa Barat Jawa – ipal Jawa Timur – ipal Banten – ipal Sumatera Selatan – ipal Sumatera Utaraj

 

jual ipal rumah sakit murah

jual instalasi pengolahan air limbah (ipal) rumah sakit

distributor ipal, gambar ipal, harga ipali, pal biofilter, ipal domestik, IPAL INDUSTRI, ipal klinik, ipal komunal, ipal lab, ipal laboratorrium, ipal limbah, ipal murah, ipal puskesmas, ipal rumah sakit, produsen ipal, suplayer ipal

ipal rumah sakit

ipal rumah sakit | ipal puskesmas | ipal klinik | ipal rs

 

 

 

ipal industri, ipal rumah sakit, cara kerja ipal, desain ipal rumah sakit, flow meter air limbah, cara membuat ipal, ipal instalasi pengolahan air limbah, fungsi lemari asam pada laboratorium, gambar ipal, harga biofilter, instalasi pengolahan air limbah, instalasi pengolahan air limbah rumah sakit, instalasi pengolahan air limbah sederhana, harga flow meter air limbah, instalasi air limbah, ipal, ipal biofilter, ipal biotech, ipal industri, ipal instalasi pengolahan air limbah, ipal komunal, ipal portable, ipal rs, ipal rumah sakit, ipal rumah tangga, pengolahan air limbah, pengolahan ipal,